Kenapa coffee shop kecil butuh POS yang “ngerti” F&B?
Di coffee shop, tantangannya bukan cuma mencatat penjualan, tapi mengatur varian minuman (hot/ice, size, level gula), antrian order, dan terkadang layout meja. POS yang terlalu generik sering bikin barista dan kasir kerepotan.
1. Gambaran alur di coffee shop kecil
- Pelanggan pesan di kasir, bayar dulu (prepaid), lalu menunggu panggilan nama / nomor
- Order diteruskan ke barista di bar (kadang pakai printer dapur / display)
- Kadang ada meja dine-in, kadang take away semua
2. Fitur POS yang ideal untuk coffee shop
- Support modifier: size (S/M/L), panas/dingin, ekstra shot, topping
- Catatan nama pelanggan / nomor antrian di setiap order
- Printer dapur/bar untuk cetak order ke barista
- Integrasi QRIS / e-wallet kalau dibutuhkan
- Laporan penjualan per menu dan per varian (misalnya latte hot vs iced)
3. Pilih perangkat: tablet atau desktop?
Untuk coffee shop kecil, tablet POS biasanya cukup dan terlihat lebih ringkas:
- Space di meja kasir lebih lega
- Bisa dipadukan dengan drawer kecil dan printer Bluetooth
- Cocok kalau transaksi per jam masih di angka puluhan (bukan ratusan)
Kalau volume transaksi sangat tinggi, atau banyak menu yang perlu diklik, desktop POS dengan monitor lebih besar akan lebih nyaman.
4. Contoh setup sederhana ala MyPointOfSales
- 1 tablet kasir di front counter
- 1 printer kasir + drawer
- 1 printer dapur/bar (opsional) untuk mengurangi teriakan order
- Menu dikelompokkan per kategori: Espresso, Non-Coffee, Food, dsb
Dengan setup ini, alur order > bayar > buat minuman > panggil nama bisa berjalan rapi, dan owner tetap dapat laporan penjualan harian yang jelas.